Sabtu, 07 Juni 2008

SISTEM GRAFIK

Penggunaan grafik komputer tidak bisa dipisahkan dari penemuan tentang plotting yang dimulai dengan menggambar garis dan akhirnya diketahui bahwa dari garis dapat ditemukan plotting yang lebih terencana. Perkembangan sains dan teknologi yang pesat membuat sebuah penemuan yang hingga sekarang masih mencari bentuk kesempurnaan, yakni teknologi grafik komputer yang dapat digunakan dalam segala aplikasi baik dunia industri maupun pendidikan. Akan tetapi, melihat lebih detail lagi ternyata sistem grafik komputer sendiri memiliki komponen-komponen seperti display device, input devices, output device, interfacing device.

FILOSOFI DASAR SISTEM GRAFIK

Sebelum mengembangkan program untuk menghasilkan output grafik, secara serius harus dipertimbangkan aspek manajemen dari kontrol program dan perkembangan program untuk menjamin penggunaan maksimum yang telah dibuat oleh komputer. Dan pada akhirnya, program ini dibuat bersamaan dengan bebrapa kebijakan yang berkenaan dengan analisa sistem dan programmer, diantaranya :

  1. Tidak ada duplikat sistem atau program

Kebijakan ini telah tersebar luas dan menjamin bahwa hanya ada satu sistem yang dikembangkan untuk mengontrol irisan antara operator plotter dan program aplikasi. Kebijakan ini juga berimbas pada keputusan untuk memiliki satu program garis bentuk.

  1. Mudah digunakan
  2. Digunakan dalam sistem baru dari beberapa fitur yang telah dipakai oleh sistem terdahulu
  3. Mampu menangani masalah operasional
  4. Optimasi pada waktu plotting

Plotter ketika dikombinasi dengan komputer menjadi sangat lambat. Sebuah komputer membutuhkan waktu yang lama dibanding dengan waktu saat membuat gambar yang sesungguhnya. Akan tetapi, lama kelamaan ini menjadi tantangan bagi para ilmuwan hingga saat ini.

Beberapa perkembangan dari sistem grafik dimulai dari pergerakan pen dengan memperhatikan ketebalan satu per satu sehingga membentuk sebuah garis. Kemudian dibentuk fungsi penulisan menyilang sehingga pergerakan pen dapat diminimalisir dimana garis alternatif juga digambar pada arah yang berbeda hingga kemudian user dapat mengukur garis yang diplot sehingga strategi penggunaan plot dapat dilakukan.

GRAFIK KOMPUTER

Pengertian Grafik Komputer

adalah tampilan, manipulasi dan simpanan gambar dan data percobaan untuk visualisasi yang menggunakan komputer atau kreasi, manipulasi dan simpanan objek geometri (model) dan gambar-gambarnya (rendering) yang menampilkan gambar-gambar pada layar atau hardcopy device.

Tipe Sistem Grafik

Terdiri dari komputer dengan prosesor yang cepat sebagai pendukung, memori yang besar, frame buffer dan :

  1. display device seperti monitor berwarna
  2. input devices seperti mouse, keyboard, joystick, dll
  3. output device seperti panel LCD, printer laser, printer berwarna, plotter, dll
  4. interfacing device seperti video, TV

Konsep dasar dari grafik interaktif

Beberapa tipe aplikasi dari sistem grafik :

  1. GUI (Graphical User Interface)
  2. Perangkat otomatis kantor
  3. Plotting dalam bisnis
  4. Penerbitan desktop
  5. Plotting dalam bisang sains dan teknologi
  6. Web/bisnis/penerbitan komersial dan periklanan
  7. Desain CAD/CAM (VLSI, konstruksi, circuit)
  8. Visualisasi ilmiah]
  9. Hiburan
  10. Virtual reality
  11. Proses monitoring
  12. Proses gambar digital
  13. Simulator
  14. Multimedia
  15. Pendidikan dan pelatihan

Empat dasar output elemen untuk gambar :

  1. POLYLINE
  2. filled POLYGONS
  3. ELLIPSE
  4. TEXT
  5. Raster image

Empat wilayah besar dari grafik komputer adalah :

  1. tampilan informasi
  2. desain/model
  3. simulasi
  4. pengguna interface

Sistem grafik komputer dapat disebut aktif atau pasif. Keduanya, input ke sistem adalah deskripsi tempat dan output adalah statis atau tempat animasi yang akan ditampilkan. Dalam sistem aktif, user mengendalikan tampilan dengan bantuan dari GUI menggunakan input device. Komputer grafik sekarang merupakan sebuah komponen yang signifikan dari kebanyakan sistem dan aplikasi komputer.

Beberapa macam prinsip dan konsep dalam grafik komputer antara lain :

  1. display sistem
  2. transformation
  3. scan convertion and clipping
  4. hidden surface removal
  5. shading and illumination
  6. solid modelling
  7. curves and surfaces
  8. miscellaneous
  9. advances raster graphics architecture

DAFTAR PUSTAKA

  1. Mathematical elements for Computer Graphics; 2nd edn.; D. F. Rogers and J. A. Adams; McGraw-Hill International. Edn., 1990.
  2. Procedural Elements for Computer Graphics; 2nd Edn., D. F. Rogers, Tata McGraw-Hill, 2002.
  3. Computer Graphics; Principles and practice; 2nd edn. in C;J. Foley, A. Van Dam, Feiner and Hughes; Addison Wesley,1997.

BOILER

I. PENDAHULUAN

Uap air yaitu gas yang timbul akibat perubahan fase air menjadi uap dengan cara pendidihan (boiling). Untuk melakukan proses pendidihan diperlukan energi panas yang diperoleh dari sumber panas, mislnya dari pembakaran bahan bakar (padat, cair, gas), tenaga listrik dan gas panas sebagai sisa proses kimia serta tenaga nuklir.

Sudah beribu-ribu tahun tahun manusia melakukan proses perebusan (boiling) air menjadi uap air, tetapi baru dua abad ini mereka baru menemui bagaimana untuk mempergunakan uap untuk kepentingan mereka yaitu dengan diciptakannya boiler. Boiler menghasilkan uap dan uap yang dihasilkan ini dapat dugunakan untuk membangkitkn listrik, menggerkkan turbin dan sebagianya.

II. KLASIFIKASI BOILER

Boiler pada dasarnya terdiri dari lumbung (drum) yan tertutup pada ujung pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Banyak orang mengklsifikasikan boiler tergantung pada sudut pandang masing-masing. Pada makalah ini boiler diklasifikasikan dalam kelas yaitu :

1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka boiler dikalsifikasikan sebagai :

a. Boiler pipa api (fire tube boiler)

b. Boiler pipa air (water tube boiler)

Pada boiler pipa api, fluida yang mengalir dalam adalah gas nyala (hasil pembakaran) yang membawa energi panas, yang segera mentransfernya ke air ketel melalui bidang pemanas. Tujuan pipa-pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi panas kepada air ketel. Sedang untuk boiler pipa air fluida yang mengalir dalam pipa adalah air, energi panas yang ditransfer dari luar pipa (yaitu berasal dari ruang dapur/furnace) ke air ketel.

2. Berdasarkan pemakaiannya boiler dapat diklasifikasikan sebagai :

a. Ketel stasioner (stationer boiler) atau boiler tetap.

b. Boiler mobile atau disebut juga boiler portable.

Yang termasuk stasioner ialah boiler-boiler yang didudukan pada pondasi tetap seperti boiler untuk pembankit tenaga listrik, untuk industri dan sebagainya.

Yang termasuk boiler mobile ialah boiler yang dipasang pada pondasi yang dapat berpindah-pindah, seperti boiler lokomotif, boiler panjang dan sebagainya termasuk juga boiler pada kapal.

3. Berdasarkan letak dapur (furnace position), boiler diklasifikasikan sebagai :

a. Boiler dengan pembakaran di dalam (internal fired steam bolier) dalam hal ini dapur barada (pembakaran terjadi) di bagian dalam boiler. Kebanyakan boiler pipa api memakai sistem ini.

b. Boiler dengan pembakaran di luar (outernallyfired steam boiler), dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian luar boiler, kebanyakan boiler pipa air memakai sistem ini.

4. Menurut jumlah lorong (boiler tube), boiler diklasifikasikan sebagai :

a. Boiler dengan lorong tunggal (single tube steam boiler).

b. Boiler dengan loron ganda (multi tubuler steam boiler).

Pada single tube steam boiler, hanya terdapat satu lorong saja, apakah itu lorong api atau saluran air saja. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan simple vertical boiler adalah single water tube boiler.

Multi fire tube boiler misalnya boiler scotch dan multi water tube boiler misalnya boiler B dan W dan lain-lain.

5. Berdasarkan pada poros tutup drum (shell), boiler diklasifikasikan sebagi :

a. Boiler tegak (vertikal steam boiler), seperti boiler Cochran, boiler Clarkson dan sebagainya.

b. Boiler mendatar (horizontal steam boiler), seperti boiler Cornish, Lancashire, Scotch dan sebagainya.

6. Menurut bentuk dan letak pipa, boiler diklasifikasikan sebagai :

a. Boiler dengan pipa lurus, bengkok dan berlekak-lekuk (straight, bent and sinous tubuler heating surface)

b. Boiler dengan pipa miring-datar dan miring tegak.

7. Menurut sistem peredaran air boiler diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Boiler dengan peredaran secara natural.

b. Boiler dengan peredaran paksa.

Pada boiler dengan perdaran secara natural air dalam boiler beredar/bersirkulasi secara alami, yaitu air yang ringan naik sedang air yang berat turun, sehingga terjadilah aliran konveksi alami. Umumnya Boiler beroperasi secara alami seperti boiler Lancarshire, Babcock & Wilcox dan lain-lain.

Pada boiler dengan sirkulasi paksa, aliran paksa diperoleh dari sebuah pompa centrifugal yang digerakkan dengan elektrik motor. Sistem aliran paksa biasanya dipakai pada boiler bertekanan tinggi.

  1. Berdasarkan pada sumber panasnya untuk pembuatan uap, boiler diklasifikasikan
    1. Boiler dengan bahn bakar alami
    2. Boiler dengan bahan bakar buatan
    3. Boiler dengan dapur listrik
    4. Boiler dengan energi nuklir.

III. FUNGSI BOILER

Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Boiler terdiri dari dua komponen utama yaitu :

1. Dapur (furnace), sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjad energi panas.

2. Alat penguap (eveporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi energi potensial uap.

Kedua komponen tersebut di atas telah dapat untuk memungkinkan sebuah boiler untuk berfungsi. Sedangkan komponen lainnya adalah :

  1. Corong asap dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan dapur berfungsi secara efektif.
  2. Sistem perpipaan, seperti pipa api pada boiler pipa api, pipa air pad boiler pipa air memungkinkan sistem penghantaran kalor yang efektif antara nyala api atau gas panas dengan air boiler.
  3. Sistem pemanas uap lanjut, sistem pemanas udara pembakaran serta sistem pemanas air pengisi boiler berfungsi sebagai alat untuk menaikan efisiensi boiler.

Agar sebuah boiler dapat beropersi dengan aman, maka perlu adanya sistem pengamanan yang disebut apendasi.

IV. APLIKASI BOILER PADA INDUSTRI PEMBANGKIT LISTRIK

Setelah kita mengetahui jenis dan tipe boiler serta fungsi boiler dan komponennya dari uraian di atas, maka akan menjadi lebih jelas lagi bagaimana cara kerja boiler dalam suatu sistem pembangkit listrik. Dalam makalah ini sistem yang kita ambil sebagai aplikasi contoh adalah sistem pada PLTU Paiton khususnya pada PT. YTL Jawa Timur

PROSES DASAR PRODUKSI LISTRIK

Di dalam PLTU batubara atau coal fired power plant , energi panas batubara dikonversikan ke dalam energi listrik dengan bantuan boiler , turbin dan generator. Batubara dari tempat penyimpanannya di bawa ke tempat penampungan batubara di area boiler setelah terlebih dahulu dihancurkan di ruangan penghancur batubara. Batubara tersebut kemudian disalurkan ke pengumpan batubara ( coal feeder ) yang dilengkapi alat pengatur aliran untuk dihaluskan pada mesin penghalus ( pulveriser atau coal mill ) sehingga dihasilkan tepung batubara yang halus. Batubara halus di dorong dengan udara panas yang dihasilkan dari Primary Air Fan dan dibawa ke pembakar batubara dengan cara di injeksikan ke ruang bakar boiler ( furnace ). Di sini tepung batubara yang keluar dari corner ( sudut – sudut boiler ) dibakar bersama- sama dengan udara panas dan api yang di injeksikan ke ruang bakar secara bersamaan. Udara panas yang masuk ke furnace dihasilkan dari fan yang disebut Forced Draft Fan , sedangkan api di hasilkan dari pemantik api atau ignitor.

Panas yang di hasilkan dari proses pembakaran ini melalui proses perpindahan panas secara konveksi akan mengubah air yang mengalir dalam pipa – pipa yang ada di dalam boiler menjadi uap jenuh ( saturated steam ) . Uap panas ini kemudian di panaskan lebih lanjut oleh super heater sampai menjadi uap panas kering ( dry super heated steam ) sehingga efisiensi boiler makin tinggi. Uap panas kering kemudian disalurkan ke turbin bertekanan tinggi dengan bantuan pipa – pipa tebal bertekanan tinggi dimana steam itu dikeluarkan lewat nozzle – nozzle mengenai baling –baling turbin. Saat mengenai baling – baling, energi kalor yang dimiliki steam akan berubah menjadi energi kinetik dan menggerakkan baling – baling turbin dan shaft turbin yang disambungkan dengan generator ikut berputar.

Shaft yang disambungkan dengan generator berupa silinder elektromagnetik besar sehingga ketika turbin berputar generator ikut berputar ,yaitu bagian rotor.Rotor generator tergabung dengan stator.Stator adalah bagian generator yang tidak ikut berputar , berupa gulungan yang menggunakan batang tembaga sebagai pendingin internal.Listrik dihasilkan dalam batang – batang tembaga stator dengan elektostatik di dalam rotor melalui putaran magnet. Listrik yang dihasilkan bertegangan 21 kV dan dengan trafo step up dinaikkan menjadi 500 kV , sesuai tegangan yang diminta PLN . Lihat gambar sistem pada lampiran .

BOILER MASTER SYSTEM

Coal fired power plant atau pembangkit listrik tenaga uap merupakan pembangkit listrik dengan menggunakan uap sebagai tenaga pembangkitnya.Untuk fungsi ini powerplant ini dapat dibagi menjadi dua bagian penting yaitu boiler master dan turbine master .Uap yang digunakan untuk pembangkit listrik ini dihasilkan dari proses perubahan wujud dari air ke uap yang dilakukan oleh boiler yang merupakan bagian dari boiler master .Sehingga boiler merupakan suatu komponen dalam power plant yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap melalui serangkaian proses yang kompleks dimana didalamnya terjadi perpindahan panas dan konversi energi dari kimia ke panas

Jenis boiler yang digunakan pada unit 5 dan 6 adalah tipe menggantung dengan pengontrol sirkulasi (controlled circulation) yaitu sirkulasi air dan uap pada boiler tidak terjadi secara natural tapi dipaksa dengan pompa BWCP ( Boiler water Circulating Pump) , hal ini memudahkan dalam pengoperasian boiler untuk menyesuaikan dengan kebutuhan air dan uap agar sesuai dengan beban yang diinginkan.Boiler ini didesain dengan satu kali proses pemanasan kembali (reheat) Boiler merupakan .suatu komponen besar yang terdiri dari komponen-komponen utama dan komponen pembantu agar dalam proses kerjanya mencapai efisiensi optimum.

Dalam pengoperasian boiler,ada beberapa parameter yang harus diperhatikan yaitu :

Aliran uap (Steam Flow )

Yaitu banyaknya uap yang harus dihasilkan boiler pada tingkat pengoperasian tertentu .Pengoperasian pada MCR (Maximum Continous Rating) merupakan pengoperasian boiler pada tingkat aliran uap maksimum yang bisa dijalankan secara berkelanjutan.Jika melebihi tingkat ini bisa merusak peralatan ataupun meningkatkan biaya perawatan.

Control Load untuk beban penuh aliran uap sekitar 48% dan sekitar 47 % untuk aliran uap pada tingkat MCR. Control load merupakan titik dimana suhu uap utama maupun uap pemanasan ulang telah mencapai titik desain kerjanya ( kondisi stabil )

Tekanan Boiler

Untuk mendapatkan energi yang sesuai dengan kebutuhan turbin agar dapt menggerakkan generator,maka tekanan uap panas kering yang dihasilkan pun harus sesuai dengan kebutuhan beban.Dalam hal ini ,tekanan uap dapat diatur melalui reheater dan superheater.

Temperatur Uap

Dalam proses konversi wujud dari cair menjadi uap,air perlu dipanaskan dalam furnace.Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam furnace tersebut juga harus diperhatikan agar suhu uap yang dihasilkan memenuhi standar yang ditentukan.Karena jika suhu uap kurang maka efisiensi akan turun tapi jika terlalu tinggi akan berpengaruh pada gas buangnya.

Efisiensi Boiler

Untuk melihat apakah desain suatu boiler telah tepat ditentukan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi,diantaranya kegunaan unit boiler itu sendiri yaitu apakah uap yang harus dihasilkan konstan atau bervariasi sesuai kebutuhan generator pembangkit listrik. Selanjutnya yang menentukan juga adalah jenis dan kualitas bahan bakar yang akan dibakar : apakah padat,cair atau gas.Seberapa banyak uap harus dihasilkan tiap jamnya apakah ratusan atau bahkan jutaan pon tiap jamnya juga perlu dipertimbangkan dalam desain.

Pembentukan uap yang dipengaruhi penyerapan panas harus memenuhi setidaknya komponen berikut ini :

· Tekanan kerja tiap bagian dari boiler,hal ini penting untuk distribusi dan pemenuhan kebutuhan sistem dalam proses pengubahan air menjadi uap.

· Struktur power plant yang tepat untuk tipe proses pembakaran yang dipilih.

· Ukuran yang tepat dan pengaturan permukaan perpindahan panas untuk penyerapan panas saat proses pembakaran.

· Perlengkapan yang dibutuhkan selama proses .Alat untuk memasukkan udara, bahan bakar dan mengalirkan air.Piranti untuk memindahkan hasil pembakaran dan sistem pengendalian proses.

Permukaan penyerapam panas boiler dirancang untuk efisiensi dan biaya yang optimum agar empat tujuan dasar boiler tercapai yaitu :

1. Uap kering yang dihasilkan memilki tingkat kemurnian yang tinggi dalam keadaan apapun.

2. Pemanasan super terhadap uap kering sementara menjaga suhu tidak melebihi dari kondisi operasional boiler.

3. Pemanasan ulang terhadap uap yang tekanannya turun untuk digunakan kembali oleh turbin sementara menjaga suhu tidak melebihi dari kondisi operasional boiler.

4. Mengurangi suhu gas buang untuk meminimalkan rugi-rugi panas , mengendalikan korosi dan menghasilkan emisi yang tidak melebihi ketentuan.

Efisiensi termal adalah indikator seberapa baik kemampuan input panas boiler untuk menghasilkan uap pada suhu dan tekanan yang diminta. Adanya prinsip ekonomi dan biaya bahan bakar membuat powerplant harus beroperasi seefisien mungkin. Unit 5 dan 6 didesain dengan efisiensi 92,5 – 93,5 % tergantung kondisi operasional boiler ,pada MCR ,normal full load atau pada control load conditions.Untuk membandingkan performance boiler pada kondisi sekarang dengan kondisi desain awal nya ada tiga parameter yang bisa diperiksa.

® Fuel analysis

Analisa ini dilakukan untuk mengatuhi kandungan oksigen ,hidrogen dan karbon yang terdapat dalam bahan bakar yang digunakan.Karena kualitas bahan bakar dulu dengan sekarang bisa sangat berbeda.Perbedaan ini berpengaruh terhadap kebutuhan udara dan panas yang dilepaskan di ruang bakar ,begitu juga dengan massa aliran gas buang yang meninggalkan ruang bakar.

® Feedwater temperature

Perubahan suhu air yang masuk ke boiler menentukan tingkat pembakaran yang diperlukan di furnace ,lebih lanjut akan mempengaruhi panas yang dihasilkan dan banyaknya massa aliran.

® Excess Air

Banyaknya udara yang masuk ruang bakar berpengaruh terhadap jumlah panas yang dibawa dari furnace ( dry gas loss ) , banyaknya udara yang keluar merupakan faktor penting untuk menghitung efisiensi boiler.

Komponen Utama Boiler

Boiler dapat dikategorikan menjadi 2 macam berdasarkan segi konstruksinya, yakni boiler pipa api dan boiler pipa air.Jenis boiler yang digunakan di unit 5 dan 6 PLTU Paiton adalah boiler pipa air dimana fluida airnya berada dalam pipa sedangkan api atau gas hasil pembakaran berada di luar pipa.Tinggi bolier ini mencapai lebih kurang 60 meter yang dibagi menjadi tiga elevasi,dengan masing – masing corner pada tiap elevasinya terdapat 2 mill , 4 oil gun , 4 windbox dan ignitor.

Bahan bakar utama yang digunakan boiler adalah batubara, sedangkan solar hanya digunakan untuk pembakaran awal ketika start up dan apabila telah memenuhi temperatur yang dikehendaki maka diganti dengan batubara.Udara pembakaran diberikan oleh FD Fan setelah sebelumnya dipanaskan di Air Heater.Sedangkan ID Fan digunakan untuk menghisap dan mensirkulasikan gas buang dari furnace hingga ke stack sehingga tekanan dalam boiler adalah nol.

Pipa – pipa penguap air dalam boiler dipasang sedemikan rupa sehingga tersusun seperti dinding furnace.Pipa – pipa ini merupakan pipa panjang dengan ketebalan bervariasi pada sepanjang pipa.Pipa – pipa tersebut menerima panas secara radiasi.

Boiler ini dilengkapi dengan Steam Drum yang ditempatkan di luar furnace.Air pengisi pipa – pipa dalam furnace diperoleh dengan cara dipompa oleh Feed Water Pump (BWCP) dimana sebelumnya telah dipanaskan oleh High pressure heater dan Economizer . Kemudian Boiler Water Circulating Pump (BWCP) memompa air dari Steam Drum menuju Evaporator sehingga menjadi uap dan masuk ke dalam Steam Drum kembali.Dalam Steam Drum air dipisahkan dari uapnya, air yang telah dipisahkan akan disalurkan melalui Lowering Header yang ada di bawah tungku yang akan membagi air masuk ke pipa – pipa penguap (riser) yang tersusun di sekeliling dinding furnace.Pipa – pipa penguap yang ada pada dinding di bawah drum akan langsung bermuara pada Steam Drum, sementara yang ada pada dinding lainnya akan bermuara pada Steam Header (Tabung Pengumpulan Uap).

Dari Steam Header ini, uap basah yang terbentuk akan masuk ke Superheater, sedangkan yang masih berupa air akan disalurkan kembali melalui Down Comer dengan bantuan pipa.Uap yang dihasilkan setelah Superheater adalah uap kering yang disebut juga dengan Main Steam. Main Steam inilah merupakan uap yang siap digunakan untuk menggerakkan HP Turbine(High Pressure Turbine).Karena pada turbin ini mengalami ekspansi, maka temperatur dan tekanannya menurun sehingga pada keluaran HP Turbine terbentuk uap jenuh yang disebut Cold Steam.Uap jenuh ini tidak langsung disalurkan ke IP Turbine(Intermediate Pressure Turbine)., melainkan dipanaskan kembali di Reheater baru kemudian digunakan untuk menggerakkan IP Turbine.Uap keluaran dari IP Turbine dialirkan ke LP Turbine (Low Pressure Turbine)1 dan 2.Lebih jelas tentang siklus yang dijelaskan diatas pada gambar 1 water steam cycle lampiran .

Dalam kejadian dilapangan beban operasional boiler tidak selalu konstan tapi bervariasi sesuai permintaan konsumen.Untuk mengatasi hal ini maka saat boiler mengalami perubahan beban, ada beberapa komponen yang harus disesuaikan agar uap yang dihasilkan seimbang.

Saat ada perintah untuk mengubah beban,maka secara otomatis perintah penyesuaian itu disampaikan ke boiler master agar komponen yang termasuk didalamnya bisa menyesuaikan sehingga rasio udara dan bahan bakar stabil . Diantaranya jika beban boiler berubah maka kapasitas bahan bakar berubah yaitu dengan mematikan atau menghidupkan mill pada elevasi tertinggi secara bertahap. Selain itu,perubahan juga diikuti oleh serangkaian alat pendukungnya ,misalnya pengaturan udara pembakaran oleh FD fan,pengaturan posisi naik turun windbox untuk mendapat bola api yang diinginkan dan lain sebagainya.

Adapun bagian utama yang menyusun Boiler adalah sebagai berikut :

1. Economizer

Berfungsi untuk memanaskan air setelah melewati High Pressure Heater.Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan panas dari flue gas yang merupakan sisa dari pembakaran dalam furnace.

Temperatur air yang keluar dari Economizer harus dibawah temperatur jenuhnya untuk mencegah terjadinya boiling dalam Economizer.Karena perpindahan panas yang terjadi dalam Economizer merupakan konveksi, maka menaikkan luas permukaan akan mempermudah perpindahan panas ke air.Inilah sebabnya mengapa desain pipa Economizer dibuat bertingkat .

Keuntungan:

· Meningkatkan efisiensi unit karena dengan memanfaatkan kalor flue gas untuk memanaskan air, dapat mengurangi kebutuhan kalor yang besar untuk pemanasan air sampai terbentuk uap kering pada Superheater.

· Biaya Operasi lebih ekonomis karena jumlah bahan bakar untuk pemanasan pada Superheater menjadi lebih sedikit.

· Maintenance Cost dapat dihemat karena dengan adanya Economizer, thermal shock pada pipa boiler dapat dihindari.

Kerugian :

· Desain pipa yang bertingkat akan menimbulkan masalah abu, terutama bila batubara yang digunakan kadar abunya tinggi.

2. Superheater

Berfungsi untuk memanaskan uap dari Steam Drum menjadi uap panas lanjut (main steam).Main steam digunakan untuk melakukan kerja dengan ekspansi dalam turbin.

Superheater memiliki lima bagian utama, yaitu :

1. Superheater (SH) Vertical Platens

2. SH Division Panel

3. Low Temperature SH Pendant

4. Low Temperature SH Horizontal

5. Back Pass and Roof

3. Reheater

Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang telah mengalami ekspansi dalam turbin.Uap keluaran turbin berupa cold steam sehingga perlu dipanaskan kembali dan dimasukkan kembali ke dalam Boiler . Reheater kemudian memasuki Front Reheater dan keluar melalui Reheater Vertical Spaced Front Outlet Header menuju IP Turbine.

4. Main Steam Drum

Fungsi utamanya adalah untuk memisahkan uap dari campuran air dan uap yang masuk ke steam drum .Selain itu juga berfungsi untuk mendistribusikan feedwater,membuang kontaminan dari air boiler , menambahkan bahan kimia, dan mengeringkan uap setelah dipisahkan dari air. Uap berada pada bagian atas bejana dan air berada pada bagian bawah.Air dari Steam Drum disalurkan ke Evaporator dengan cara dipompa oleh BWCP.

Uap dan air dalam steam drum dipisahkan dengan tiga tahap,primary , secondary dan drying . Tahap primary dan secondary dilakukan oleh turbo separator dan plat yang berombak – ombak melakukan tahap drying.Fungsi utama dari alat pemisah ini adalah untuk memindahkan uap dari air boiler dan untuk mengurangi campuran yang terdapat dalam uap sebelum meninggalkan steam drum.

5. Down Comer

Merupakan saluran air dari Steam Drum ke Header (Pengaman) yang berada di bawah ruang bakar dimana dari header butir – butir air panas akan dipanaskan melalui pipa – pipa yang tersusun di dinding furnace.Pada Down Comer bagian bawah terdapat suatu pompa yang disebut dengan Boiler Water Circulating Pump (BWCP) yang digunakan untuk mengatur sirkulasi air yang akan dipanaskan atau diuapkan.Ada enam downcomer dengan O.D.16” ( 406.4 mm).

6. Furnace

Merupakan ruang bakar yang pada dindingnya tersusun pipa – pipa.

7. Blow Down

Untuk mengontrol kualitas air serta mengurangi kandungan zat padat (Silika) dalam air sehingga tidak terbentuk kerak hangus pada furnace. Alat ini akan bekerja secara otomatis saat sensor menunjukkan kandungan silika dalam air melebihi standar.Ia akan membuang sebagian kecil air dari drum ( 1 % sampai 2 % dari tingkat penguapannya)

ISM CODE Resolusi A. 788 (19) and Resolusi A. 741 (18)

Menurut Resolusi A. 741 (18)

Koda Manajemen Keselamatan Internasional/ISM-Code adalah Koda Manajemen Internasional tentang keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran yang disahkan oleh Majelis, sebagaimana mungkin diubah oleh organisasi.

Menurut Resolusi A. 788 (19)

Koda Manajemen Keselamatan Internasional/ISM-Code adalah Koda Manajemen Keselamatan Internasional tentang keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran yang disahkan oleh organisasi melalui resolusi A.741 (18), sebagaimana mungkin diubah oleh organisasi.

Resolusi A. 741 (18)

Bab 13. Certifikasi, verifikasi dan pengawasan

13.1 Kapal harus dioperasikan oleh Perusahaan yang memiliki dokumen penyesuaian manajemen (Document of Compliance/DOC) yang sesuai untuk kapal itu.

13.2 Dokumen penyesuaian manajemen harus diterbitkan oleh Administrasi, oleh organisasi yang diakui oleh Administrasi atau oleh Pemerintah negara, atas nama Administrasi dimana perusahaan telah memilih untuk melakukan usahanya, kepada siapa Perusahaan yang memenuhi persyaratan ISM-Code. Dokumen ini harus diterima sebagai bukti bahwa Perusahaan mampu memenuhi persyaratan koda.

13.3 Salinan dokumen demikian harus ditempatkan di atas kapal sehingga nakhoda, bila diminta demikian, dapat menunjukkannya untuk diverifikasi oelh Administrasi atau organisasi yang diakui olehnya.

13.4 Sertifikat yang disebut Sertifikat Manajemen keselamatan (Safety Management Certificate/SMC) harus diterbitkan oleh Administrasi atau oleh organisasi yang diakui oleh Administrasi kepada sebuah kapal. Administrasi harus, pada waktu menerbitkan sertifikat, memverifikasi bahwa perusahaan dan manajemen di atas kapalnya bekerja sesuai dengan SMK.

13.5 Administrasi atau organisasi yang diakui oleh Administrasi harus secara berkala memverifikasi fungsi SMK kapal sesuai dengan yang disahkan.

Resolusi A. 788 (19)

Bab 4. Proses Sertifikasi

4.1 Kegiatan Sertifikasi

4.1.1 Proses sertifikasi yang berkaitan dengan penerbitan DOC untuk perusahaan dan SMC untuk kapal biasanya mencakup langkah-langkah berikut ini :

1. verifikasi pertama

2. verifikasi berkala atau antara; dan

3. verifikasi pembaharuan

Verifikasi ini dilaksanakan atas permintaan Perusahaan kepada Administrasi, atau kepada Organisasi yang diakui oleh Administrasi untuk melaksanakan fungsi verifikasi menurut ISM-Code.

Verifikasi akan meliputi audit terhadap SMK :

4.2 Verifikasi pertama

4.2.1 Perusahaan harus mengajukan sertifikat ISM-Code kepada Administrasi

4.2.2 Suatu penilaian terhadap sistem manajemen di darat yang dilakukan oleh Administrasi akan meliputi penilaian terhadap kantor-kantor dimana manajemen tersebut dilaksanakan serta kemungkinan lokasi lain tergantung pada organisasi Perusahaan dan fungsi berbagai lokasi.

4.2.3 Setelah selesai penilaian yang memuaskan, akan diterbitkan DOC kepada Perusahaan, yang salinannya harus disampaikan kepada masing-masing kantor di darat dan kepada masing-masing kapal dalam armada Perusahaan. Karena tiap kapal dinilai dan kepadanya diterbitkan SMC, amka salinan SMC juga harus disampaikan kepada kantor pusat Perusahaan.

4.2.5 Bilamana sertifikat diterbitkan oleh suatu organisasi yang diakui, salinan seluruh sertifikat tersebut harus pula disampaikan kepada Administrasi.

4.2.6 Audit manajemen keselamatan terhadap Perusahaan dan kapal akan meliputi langkah-langkah pokok yang sama. Maksudnya adalah untuk emmastikan bahwa Perusahaan atau kapal memenuhi persyaratan ISM-Code.

Audit tersebut mencakup :

  1. kesesuaian SMK Perusahaan dengan persyaratan ISM-Code; dan
  2. SMK menjamin bahwa tujuan-tujuan yang tercantum dalam paragraf 1,2,3 ISM-Code terpenuhi

4.3 Verifikasi berkala DOC

4.3.1 Audit manajemen keselamtan berkala dilaksanakan untuk mempertahankan keabsahan DOC. Maksud audit ini adalah untuk memastikan SMK bekerja secara efektif, dan modifikasi yang dilakukan pada SMK memenuhi persyaratan ISM-code.

4.3.2 Verifikasi berkala dilakukan dalam waktu tiga bulan sebelum atau setelah tanggal ualng tahun DOC. Suatu jadwal yang berjangka waktu tiga bulan harus disepakati utnuk penyelesaian tindakan perbaikan atau ketidak sesuaian yang dijumpai.

4.3.3 Bilamana perusahaan memiliki lebih dari satu kantor, yang masing-masing mungkin belum dikunjungi pada waktu verifikasi pertama, verifikasi berkala harus mengusahakan dikunjunginya seluruh kantor ini dalam jangka waktu berlakunya DOC.

4.4 Verifikasi Antara SMC

4.4.1 Audit manajemen keselamatan harus dilakukan untuk mempertahankan keabsahan SMC. Maksud dari audit ini adalah untuk memastikan SMK bekerja secara efektif dan bahwa modifikasi yang dilakukan terhadap SMK memenuhi persyaratan ISM-Code.

4.4.2 Jika dilakukan hanya satu verifikasi antara, maka harus dilakukan antara tanggal ulang tahun kedua dan ketiga dari penerbitan SMC.

4.5 Verifikasi Pembaharuan

Verifikasi pembaharuan harus dilakukan sebelum habisnya masa berlaku DOC atau SMC. Verifikasi pembaharuan akan mengkaji seleuruh elemen SMK dan kegiatan dimana berlakunya persyaratan ISM-Code. Verifikasi pembaharuan dapat dilaksanakan enam bulan sebelum berkahirnya masa berlaku DOC atau SMC dan harus diselesaikan sebelum berakhirnya masa berlaku sertifikat tersebut.

BANGUNAN/ANJUNGAN LEPAS PANTAI

Pendahuluan

Fungsi utama daripada bangunan lepas pantai adalah untuk eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Adapun faktor lingkungan laut yang berpengaruh untuk rancangan struktur bangunan laut terdiri dari kedalaman perairan, angin, gelombang, arus, kondisi dasar laut, penggerusan dan tektonik (gempa bumi). Secara tipologi kedalaman, perairan indonesia yang dijadikan ladang pengeboran antara lain :

  1. laut jawa 10-60 meter
  2. laut natuna 100 m
  3. muara mahakam KalTim 10-30m
  4. selat makassar lebih dari 1000m

Sementara dari segi jumlah, bangunan lepas pantai banyak terdapat di utara Jawa Barat dan Muara Mahakam Kalimantan Timur.

Berbicara tentang minyak dan gas bumi tentu tidaklah asing bagi kita orang Indonesia. Selain Indonesia termasuk salah satu gudang sumber daya alam ini, baik di darat maupun di lautan, setidaknya akhir-akhir ini telah akrab bagi kita bagaimana kita dibuat pontang-panting dengan makin melambungnya harga komoditas ini yang terjadi hampir tiap tahun. Tentu saja hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari masalah teknis sampai akibat faktor politis.

Salah satu sebab yang jelas adalah karena makin sulit dan dibutuhkannya investasi yang sangat besar untuk mendapatkan sumber energi ini. Sebagai salah satu sumber energi yang tidak dapat diperbaharukan (non-renewable), tentu saja dari waktu ke waktu cadangannya akan semakin berkurang sehingga upaya untuk mendapatkannya menjadi semakin berkonsekuensi tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan ini, manusia rela menuju ke lautan lepas, bahkan hingga ke kedalaman lautan lebih dari 1.000 meter. Selama belum ada sumber energi alternatif yang lebih mudah didapatkan oleh khalayak umum, maka rasanya dimana pun adanya sumber hidrokarbon ini, ke situ pula manusia akan datang, tak terkecuali di lautan yang sangat dalam sekalipun.


Supporting unit dalam Menunjang Kinerja Bangunan/Anjungan Lepas Pantai

Dalam menjalankan aktifitas pengeboran selama di daerah anjungan lepas pantai, terdapat beberapa jenis kapal yang berperan dalam aktifitas tersebut. Kapal-kapal itu antara lain kapal tanker, kapal supply (supply vessel), kapal penampung (floating storage), kapal tunda (tug boat), kapal crew (crew boat), kapal kepil (mooring boat), diving support vessel, floating crane /derrick barge.


Sedangkan industri perkapalan Indonesia yang juga membangun offshore structure adalah PT PAL Indonesia Surabaya, PT Dok & Perkapalan Surabaya, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari Jakarta. Untuk pelaku industri bangunan lepas pantai yang ada di Indonesia meliputi PT McDermott Indonesia (Batam), PT Guna Nusa Utama Fabricator Cigading (Cilegon), PT Komaritim Handil (Balikpapan), PT Nippon Steel Indonesia Indramayu dan Tg. Uncang (Batam), PT Hyundai Tg.Uncang (Batam).


Macam-macam Bangunan/Anjungan Lepas Pantai

Jenis anjungan berdasarkan fungsi

  1. Production Platform (Anjungan Produksi)

Fungsi dari anjungan ini adalah memisahkan antara gas, minyak, dan air. Anjungan dapat berupa jacket steel platform, gravity platform atau mobile units. Hasil olahan dikirim ke darat melalui pipa bawah laut dan ditampung lalu diangkut tanker. Fasilitas produksi yang ada umumnya di prefabrikasi di darat. Sedangkan peralatannya meliputi kran, tangki, pendingin, pemanas, generator, pompa, dll. Terdapat sistem pipa, electrical (kabel-kabel, panel-panel), Struktur pendukung, balok-balok penopang, pondasi, dll, bangunan untuk perawatan, gudang, generator, control-room, peralatan komunikasi dan keselamatan.

Contoh yang menggunakan anjungan produksi adalah Jacket Steel di Natuna seberat 18.000 ton (64 x 105m) berat per module antara 2500 ~ 3800 ton, dengan topside untuk produksi seberat 33.500 ton. Daya listrik 400 MW per deck dan menghasilkan gas sebesar 480 MMcfd.

  1. Accomodation Platform (Anjungan Akomodasi)

Saat ini banyak juga dipakai anjungan terapung selain terpancang. Di sisi lain, setelah kecelakaan semi-submersible Kielland 1980 dan Piper Alpha 1990-an, peraturan kebakaran dan keselamatan untuk anjungan akomodasi semakin ketat. Salah satunya adalah ISM codes untuk anjungan terapung diberlakukan mulai 2003. Anjungan akomodasi ditentukan oleh jumlah personil dan sistem penggunaan (hotel atau transit).

  1. Wellhead Platform (Anjungan Untuk Kepala Sumur)

Fungsi dari anjungan kepala sumur atau pengeboran adalah untuk pengeboran lanjut minyak/gas maupun pengeboran awal. Lama operasi tergantung jumlah sumur dan jenis pengeboran (bulanan ~ tahunan) dimana pengeboran 1 sumur - 1000 m dibawah seabed rata-rata perlu 2 bulan. Untuk tipe yang dipakai adalah struktur terpancang atau terapung. Jack-up setelah selesai pengeboran dapat dipakai sebagai well-head platform yang menghubungkan sumur dengan anjungan produksi. Beban operasional sangat bervariasi karena banyaknya material konsumsi (barite, semen, pipa-pipa bor, lumpur bor, dll).

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan kegiatan pengeboran diantaranya pemenuhan kriteria operasional, integritas struktur, dan keselamatan selain aspek kebocoran, kebakaran, dan redundancy power untuk penambatan. Contoh penggunaan platform ini ada pada fasilitas pengeboran di North Sea seberat 5000 ton, pengeboran gas di Natuna sedalam 145 m untuk 41 buah sumur yang dioperasikan 230 orang memerlukan topside facility seberat 10.300 ton.

  1. flare platform (anjungan obor)
  2. self contained platform

Jenis anjungan ini mempunyai ciri bahwa semua peralatan ada diatas anjungan ini baik well head, processing, flare, accomodation maupun helipad. Sedangkan aplikasinya dipergunakan untuk laut dalam lebih dari 100 m. Ciri lain dari anjungan ini adalah berkaki 8 atau lebih dan berada di Laut Cina selatan (natuna), North Sea.


Selain kelima jenis platform, juga ada dua platform yang lain yakni anjungan instalasi yang ber
fungsi untuk membantu instalasi anjungan lain seperti fasilitas derek (hook-up) dimana kebanyakan berupa anjungan terapung baik kapal, semi-submersible atau jack-up platform dengan kriteria kapasitas angkut dan perilaku di laut (stabilitas, gerakan, lamanya waktu tidak operasi (down-time) karena lingkungan. Jenis yang satunya adalah pipe layer dimana pipe Layer berkembang dari model TONGKANG biasa sampai semi-submersible yang dilengkapi dengan fasilitas las dan pendukung yang modern dengan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kedalaman air dan kondisi laut saat operasi.

Jenis bangunan dilihat dari sistem dan struktur

  1. Bangunan Terpancang

a. fixed jacket leg structure

Bangunan ini bisa dipakai sebagai

o kepala sumur(well head)

o produksi(production)

o akomodasi(living quarter)

o obor (flare)

o jembatan hubung(junction)

Offshore jacket structure bisa terdiri dari jacket leg structure dan deck structure. Kemudian jumlah kaki (jacket leg) bisa 3, 4, 6, 8 yang tergantung beban yang ditopang(deck load). Sedangkan jumlahnya lebih 400 di perairan indonesia, mulai 10 m sd 100 m. Untuk contoh aplikasi dengan konstruksi terpancang bisa dilihat pada jacket steel platform, gravity platform, monopod, tripod, dll. Pada konstruksi terpancang, beban vertikal, horizontal dan moment dapat ditransformasikan oleh konstruksi kaki-kakinya melalui pondasi ke dasar laut. Ukuran pondasi menentukan distribusi beban ke dasar laut. Ukuran pondasi menentukan ukuran struktur secara keseluruhan. Struktur terpancang umumnya difungsikan sebagai Production Platform, Fasilitas anjungan pendukung produksi atau keduanya.

b. jack up structure (self elevating unit) atau anjungan dongkrak

Merupakan bangunan lepas pantai yang berkaki 3-4 yang dapat diturunkan kedasar laut dan digunakan untuk eksplorasi pengeboran sampai kedalaman 50-100 m. Adapun bangunan ini bisa diapungkan dan dipindahkan dengan ditarik kapal tunda.

  1. Bangunan Terikat (compliant platform)

Aplikasi untuk struktur bangunan terikat ada pada Tension Leg Platform (TLP), Guyed Tower, Articulated Tower. Struktur selain ditopang di dasar laut, juga memiliki daya apung. Keunggulan dari struktur ini adalah posisi geladak tetap diatas air dan gerakan vertikal struktur dapat dieliminasi serta pipa-pipa conductor dapat dipasang disamping struktur. Sedangkan kelemahannya adalah konstruksi sangat besar karena biasanya untuk laut dalam, sambungan antara struktur dengan dasar laut bersifat engsel (ball-joint) sehingga lemah jika menahan beban dinamis struktur yang besar serta daya muat struktur tidak terlalu besar.

a. Tension Leg Platform (TLP)

Dioperasikan di ladang west seno selat makassar pada kedalaman 1000 meter dan menggunakan anjungan benam dengan pengikat semacam bumbung baja yang berpenegang. TLP umumnya digunakan sebagai Production Platform. Adapun konstruksinya terdiri dari Badan (Hull), Super structure (deck & topside facilities), Tali-tali penambat vertikal. Badan TLP sekilas mirip Semi-submersible dengan kolom-kolom horizontal (Floaters) yang lebih kecil dan sederhana. Badan TLP terdiri dari kolom-kolom tegak berjumlah 4 atau 6. Kolom horizontal sebagai penghubung antar kolom tegak dan penegar-penegar diagonal. Superstructure terdiri atas geladak dan fasilitas produksi dan operasi. Tali penambat vertikal berupa wire ropes yg menghubungkan hull ke seabed. Tali diberi tegangan tarik awal agar jika muatan di geladak bertambah atau terjadi pasang-surut maka posisi TLP relatif tidak berubah. Tali vertikal juga dapat mentransformasikan beban horizontal ke dasar laut sehingga pergeseran horizontal dapat direduksi.

Mini-Tension Leg Platform (Mini-TLP)

Secara konseptual jenis anjungan ini tidak berbeda jauh dengan jenis TLP konvensional yaitu sebuah anjungan terapung yang ditambat ke dasar laut dengan sistem tambat bertegangan. Kata "mini" yang dipakai berkonotasi terhadap dua hal, pertama merujuk pada dimensinya yang pada umumnya memang relative lebih kecil dibanding ukuran TLP konvensional. Kedua, mengacu pada sifatnya yang relative low cost developed karena digunakan untuk produksi di laut-dalam dengan cadangan hidrokarbon cukup kecil, yang mana akan tidak ekonomis jika digunakan sistem produksi yang lebih konvensional lainnya. Fungsinya yang lain adalah bisa sebagai anjungan utilitas, satelit atau anjungan produksi awal pada sebuah ladang hidrokarbon laut-dalam yang lebih besar.

Mini-TLP pertama di dunia dipasang di Teluk Meksiko pada tahun 1998. Anjungan ini bernama SeaStar® yang dibangun oleh Atlantia Offshore bersama dengan ABB, McDermott, Modec, dll. Kreasi artistik ini merupakan state-of-the-art dari sebuah mini-TLP dimana digunakan sebuah struktur kolom tunggal sehingga sangat berbeda dengan bentuk biasanya yang memiliki multicolumn (biasanya terdiri dari empat kolom). Anjungan ini dioperasikan di area Green Canyon blok 237, Teluk Meksiko pada kedalaman 639,3 m (2.097 ft).

Tension Leg Platform (TLP)

Biasanya disebut juga TLP konvensional, untuk membedakan dengan jenis Mini-TLP. Jenis struktur ini berupa sebuah anjungan apung yang diposisikan dan distabilkan melalui sistem tambat vertikal (tendon) bertegangan tarik (minimal tiga tali-tambat yang terpisah) yang dipancang di dasar laut. Tegangan tarik pada tendon dihasilkan oleh adanya daya apung dari bagian lambung anjungan yang tercelup dalam air. Sifat dari anjungan ini, pada saat terkena beban-beban seperti gelombang, angin atau arus, anjungan akan bergerak menyamping dengan tetap pada kondisi horisontal karena aksi paralel dari tendonnya. Gerak vertikalnya (heave) dirancang secara ketat agar sangat terbatas geraknya, sehingga fasilitasnya cocok dipakai untuk surface completion dari sumur-sumur. Salah satu TLP yang sudah dioperasikan akhir tahun 2001 adalah TLP Brutus (Gambar 3). Bentuk strukturnya berkolom empat dengan tendon penambat berjumlah 12 line untuk tiap kolomnya. Tiap kolom berdiameter 66,5 feet dengan tinggi 166 feet dan tiap pipa tendon berdiameter 32 inci dengan ketebalan 1,25 inci. Dipasang dan dioperasikan di area Green Canyon Blok 158 perairan Teluk Meksiko pada kedalaman 910 m (2.985 ft).

b. Mooring Bouy (Bui Tambat)

Merupakan bui terapung dan diikat dengan satu atau beberapa utas rantai kedasar laut. Fungsinya adalah untuk menambatkan kapal tanker ditengah laut (tanpa bersandar dikade) sambil membongkar muatan minyak melalui pipa bawah laut.

  1. Bangunan Terapung (mobile offshore unit)

Adapun contoh aplikasi untuk bangunan terapung adalah jenis semi-submersible, jack-up platform, drilling ship, barge, dll.

Gerakan struktur diatas air relatif lebih besar (kecuali Jack-up) dibanding Fixed Plat. Sementara kaki-kaki Jack-up tidak terpancang permanen di dasar laut tapi dapat naik-turun. Untuk struktur terapung dilengkapi fasilitas penambatan (MOORING), dengan sistem:

- Catenary Mooring yang terdapat jangkar, rantai atau wire ropes dengan jumlah mooring line antara 4 ~ 24 buah serta karakteritik dipengaruhi beban statis dan dinamis.

- Dynamic Positioning (motion response control, thruster), dimana digunakan untuk laut dalam dan lokasi kerja rawan.

Adapun secara umum fungsi dari struktur bangunan terapung adalah merupakan anjungan pengeboran (drilling), anjungan pendukung operasi (support vessel), fasilitas pendukung pemasangan pipa (Pipe Layer), fasilitas akomodasi, fasilitas produksi khususnya di marginal field dan shorter time.

Sedangkan pembagiannya dapat dilihat pada kedua jenis aplikasi berikut ini :

a. kapal bor (drilling ship)

Jenis ini bisa beroperasi pada kedalaman 300 meter sampai 1500 meter. Sementara sususannya, ditengah kapal ada moon pool yaitu lubang untuk menara bor dan peralatan bor. Selain itu, bangunan terapung dengan kapal bor menggunakan dynamic positioning system agar bisa diam pada posisi yang dikehendaki dengan bantuan beberapa thruster.

b. semi submersible (anjungan benam)

Anjungan jenis ini merupakan bangunan geladak yang ditopang oleh 4 atau 6 kolom yang berdiri diatas dua ponton(port & starboard) yang digunakan untuk pengeboran eksplorasi pada kedalaman 200-500 meter. Pada umumnya menggunakan dynamic positioning system. Kemudian secara kerjanya juga stabil dan bisa berpindah tempat sendiri


Proses Pembuatan Anjungan (Rig)

Untuk membuat sebuah anjungan (rig) dilakukan beberapa tahapan pembangunan diantaranya sebagai berikut :

- Perencanaan

- Fabrikasi di galangan & LOKASI

- Delivery ke lokasi drilling

- Erection

- Mooring & Positioning

- Installment meliputi :

- Power Plant

- Piping

- Machinery

- Production Support

- Electrical

- Accomodation and Support facilities meliputi :

- Crews Deck

- Berths & Ports

- Heli-Pad

- Flare Tower

- etc.

Proses Fabrikasi

Dalam pembuatan anjungan, perlu dipertimbangkan beberapa aspek termasuk aspek ekonomis dan teknis. Dalam aspek teknis, perlu ditekankan pada kesempurnaan konstruksi yang memenuhi kriteria aman pada waktu operasi, ringan, kuat kaku, dan kenyal tehadap pembebanan, tetapi juga susunan elemen strukturnya tidak rumit sehingga fabrikasinya bisa mengurangi jumlah manhours, mudah pengoperasian dan perawatan, dapat difabrikasi dengan peralatan crane, las, potong dan lain-lain di lokasi fabrikasi serta dapat diangkut dengan cargo barge yang ada dan dapat dipasang pada derrick barge yang ada. Sementara dari aspek ekonomis juga memperhitungkan analisa biaya investasi, operasi dan pendapatan yang meliputi perkiraan kapasitas reservoir dari sumur percobaan, jumlah platform dan jumlah sumur (wells) yang diperlukan, kapasitas produksi yang berkaitan dengan tekanan reservoir pada secondary recovery serta viskositas, rasio minyak dan gas, komposisi kimia lainnya yang berkaitan dengan kapasitas dan ukuran treatment plant yang diperlukan, kondisi lingkungan dan kedalaman laut di lokasi, antisipasi terhadap harga minyak mentah dunia, perkiraan biaya investasi, operation and maintenance, rate of return on invest, speed of development in relation to cash flow.

Adapun untuk proses fabrikasi jenis Jacket atau template umumnya dilakukan masing-masing terpisah untuk jacket, pile, deck, boat landing, riser, caisson, bouyancy tank, heli deck, dll. Untuk langkah-langkah yang biasanya dilakukan oleh pihak fabrikator dalam kaitannya dengan urutan proses pembangunan anjungan adalah :

- mempelajari seluruh dokumen kontrak dan technical specification

- menyusun jadwal kerja

- menetapkan metode fabrikasi

- membuat desain engineering dan construction drawing

- merencanakan kebutuhan material dan melaksanakan pengadaan material

- melaksanakan fabrikasi

- load out and tie down

- transportation, launching and up ending, installation.

Untuk proses fabrikasi dasar meliputi :

- cutting to size by oxygen-propane or plasma arc or laser

- plate edge preparation as required for welding

- grit blasting to remove oil scale and rust achieving a metallic surface

- hot or cold bending of strips, plates, beams or tubulars

- hot or cold rolling to form a cylindrical elements

- preheating prior to welding

- welding by manual or automaticprocess to join elements

- gouging by special electrodes to melt up and remote a.o roots of weld

- grinding and peening

- post weld heat treatment

- flame straightening

- application of organic or metallic deck layers for corrotion protection


Keberhasilan fabrikasi pada dasarnya sangat bergantung pada organisasi proyek, pengalaman, persyaratan spesifik, evaluasi dari baja baru, kemampuan mengelas, kontrol kualitas, inspeksi, engineering critical asessment (ECA).

Metode fabrikasi jacket dapat dilakukan dengan :

- setiap bagian blok jacket difabrikasi dengan satu sisi bidang kerangka struktur duduk di atas support can atau skidrail.

- Kemudian di roll up bagian sisi bidang tersebut membentuk satu blok jacket yang selanjutnya blok jacket tersebut di roll over secara beruntun sehingga membentuk konstruksi yang utuh.

Pekerjaan selama proses fabrikasi meliputi sebagai berikut :

- fit up and assembly

yaitu penyetelan dan perakitan agian-bagian konstruksi menjadi suatu bentuk konstruksi yang lebih lengkap.

- weld out

yakni pengelasan secara menyeluruh terhadap suatu konstruksi yang sudah di assembly sesuai dengan perencanaan. Setelah pengelasan, diadakan Non Destructive Test (NDT).

- sweep blast and primer

kemudian dilakukan sweep blast pada permukaan konstruksi yang akan dicat agar mist coat hilang dan permukaan jadi bersih. Kemudian dilakukan pengecatan pertama (primer) pada konstruksi yang sudah di assembly.

- intermediate coat

merupakan kegiatan pengecatan konstruksi untuk lapisan yang kedua.

Proses Transportasi

Proses transportasi platform dari lapangan fabrikasi ke lokasi tergantung pada kapasitas angkut cargo barge yang tersedia dan biaya yang diperlukan untuk transportasi dan instalasi. Beberapa cara untuk transportasi antara lain :

- Menggunakan cargo barge (tongkang) atau launch barge ditarik dengan kapal tunda. Sehingga konsekuensinya, jacket, deck, piles, pipelines, boatlanding dll yang telah diletakkan diatas tongkang harus di tie down (sea fastening) yaitu diikat dengan konstruksi penyangga agar tetap aman pada waktu barge oleng dalam perjalanan ke lokasi.

- Menggunakan dek dari derrick barge atau crane vessel. Jika tidak ada batasan kedalaman laut, mungkin sekarang banyak yang beralih memakai cara ini karena kapasitas yang diangkut bisa lebih besar.


Untuk transportasi dek, harus memperhatikan 4 hal yakni overall barge strength, barge deck strength, sea fastening structure, module structure.

Launching, Up Ending and Installation


Untuk instalasi jacket, ada 3 cara yang bisa dipertimbangkan yakni :

- Lifting (diangkat) baik dengan crane maupun specialized crane vessel

- Launching (diluncurkan) menggunakan skid and launch tracks

- Self floating (terapung sendiri) dengan bantuan temporary floatation tanks

Dan instalasi ini harus diperhitungkan sebagai bagian dari rangkaian proses load out, sea transport, up endng, set down dan pilling.

Refferensi :

- Soegiono, Teknologi produksi dan perawatan BANGUNAN LAUT, 2004, FTK ITS

- slide kuliah SPBL

Tulisan ini merupakan tugas kuliah SPBL di MarEng Dept. ITS